21 juni 2015 berkumpulah sekitar 15 orang di rumah pak adi,jl.arjuno Pasuruan. Mereka adalah penghayat kapribaden pasuruan. saya bergabung atas undangan teman. Tema yang dibicarakan malam itu adalah kasampurnan.
apakah kasampurnan itu?
kapan kasampurnan didapat manusia?
dalam kondisi apa kasampurnan itu dijalani manusia?
mengapa manusia ingin meraih kasampurnan?
Minggu, 21 Juni 2015
Pemograman bawah sadar
Setahun yang lalu,tepatnya, Juni 2014, seorang teman curhat atas kehancuran keuangan yang dialami akibat kerjasama bisnis yang dijalani bersama teman. Dana yang ia investasikan dilarikan oleh teman bisnisnya.
Penyesalan berkepanjangan dia alami. Pertengkaran keluarga pun tak terhindarkan. Bahkan hampir menuju perceraian.
Menyimak curhat teman tersebut, saya mencoba memasuki alam bawah sadar teman itu. Ada satu hal yang saya temukan di alam bawah sadarnya.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya, saya mencoba membantu teman tersebut.
Alhamdulilah. sekarang sudah terselesaikan dan berkelimpahan.
Rahayu
Sabtu, 06 Juni 2015
MEDITASI
MEDITASI
Dalam olah batin, meditasi menjadi salah satu topik pembicaraan yang tiada habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu usaha proses untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. Tulisan ini didasari dari berbagai literatur mengenai meditasi.
Tulisan ini merupakan usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “ Pengembangan Kwalitas Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses Meningkatkan Kreatifitas dan Pengetahuan Dunia Gaib “
Apakah Meditasi ?
Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.
Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara gebyah uyah (pada umumnya) orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justrukeabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya.
Cara-cara dan akibat bermeditasi.
Cara bermeditasi banyak sekali.
Ada yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakanmenyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakunya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur. Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anda perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur.
Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkanuntuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang.
Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta, yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur.
Kesulitan yang paling berat dalam bermeditasi adalah “mengendalikan pikiran dengan pikiran“ artinya anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan “ Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, salah satu cara adalah “ mengosongkan pikiran “ dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus ketika hendak memasuki meditasi.
Secara fisik ada yang berusaha “ mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri sendiri “ ketika awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung sendiri.
Jika proses meditasi yang dilukiskan tersebut diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain.
Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi.
Jika dalam proses tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi.
Untuk dapat berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda.
Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahasa bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui apa-apa lagi, kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya.
Di dalam serat Wulang Reh, karya “kasusastran” Jawa (dalam bentuk syair) yang ditulis oleh Kanjeng Sunan Paku Buwono IV, terdapat juga ajaran untuk hidup secara asketik, dengan usaha menuju kasampurnaning urip.
Pada gulangen ing kalbu ing sasmita amrih lantip aja pijer mangan nendra kaprawiran den kaesti pesunen sarira nira sudanen dhahar lan guling (Intinya, orang harus melatih kepekaan hati agar tajam menangkap gejala dan tanda-tanda. termasuk ajaran tak boleh mengumbar nafsu makan serta tidur).
Tulisan ini merupakan usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “ Pengembangan Kwalitas Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses Meningkatkan Kreatifitas dan Pengetahuan Dunia Gaib “
Apakah Meditasi ?
Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti :
1. Melihat ke dalam diri sendiri
2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri
3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.
Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli.
Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi.
Secara gebyah uyah (pada umumnya) orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justrukeabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya.
Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya.
Cara-cara dan akibat bermeditasi.
Cara bermeditasi banyak sekali.
Ada yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakanmenyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakunya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur. Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anda perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur.
Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkanuntuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang.
Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta, yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur.
Kesulitan yang paling berat dalam bermeditasi adalah “mengendalikan pikiran dengan pikiran“ artinya anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan “ Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, salah satu cara adalah “ mengosongkan pikiran “ dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus ketika hendak memasuki meditasi.
Secara fisik ada yang berusaha “ mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri sendiri “ ketika awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung sendiri.
Jika proses meditasi yang dilukiskan tersebut diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain.
Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi.
Jika dalam proses tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi.
Untuk dapat berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda.
Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahasa bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui apa-apa lagi, kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya.
Di dalam serat Wulang Reh, karya “kasusastran” Jawa (dalam bentuk syair) yang ditulis oleh Kanjeng Sunan Paku Buwono IV, terdapat juga ajaran untuk hidup secara asketik, dengan usaha menuju kasampurnaning urip.
Pada gulangen ing kalbu ing sasmita amrih lantip aja pijer mangan nendra kaprawiran den kaesti pesunen sarira nira sudanen dhahar lan guling (Intinya, orang harus melatih kepekaan hati agar tajam menangkap gejala dan tanda-tanda. termasuk ajaran tak boleh mengumbar nafsu makan serta tidur).
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
1. Penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga
kegiatan pokok, yaitu kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang
memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai
contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat
dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan
ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.
Dalam
metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi
pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat
memahami konsep tersebut, sedangkan siswa
yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada
kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh”
atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada
diri siswa.
Kegiatan inti merupakan kegiatan
utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar
(learning experience) siswa. Kegiatan
inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan
kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu
tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya
konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui
langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum
atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa
Contoh kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup diberikan di bawah ini.
Contoh
kegiatan
pendahuluan:
1.
Mengucapkan salam
2.
Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh
siswa yang berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel IPA, guru menanyakan konsep tentang larutan
dan komponennya sebelum pembelajaran materi asam-basa. Untuk IPS,
misalnya menggunakan apersepsi tentang
bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi,
siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban
banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
3.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
|
Contoh Kegiatan Inti
1. Mengamati:
Dalam mapel IPA, guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomenon. Sebagai
contoh dalam mapel
IPA guru meminta siswa untuk mengamati
sifat larutan yang diperoleh dari ekstrak buah belimbing atau tomat. Fenomena
yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Dalam mapel IPS contohnya adalah fenomena yang
diamati adalah gambar-gambar
(foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul, hujan deras, orang membuang
sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar. slide, atau video klip
seputar bencana banjir di suatu tempat.
2. Menanya:
Dalam mapel IPA, siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu fenomenon. Sebagai
contoh siswa mempertanyakan “Mengapa larutan ekstrak buah belimbing atau
tomat memiliki rasa manis dan asin”. Sebagai contoh di mapel IPS adalah “Apakah sebab
dan akibat banjir bisa terjadi di ruang dan waktu yang sama atau berbeda?”
3. Menalar untuk
mengajukan hipotesis:
Sebagai contoh, dalam mapel IPA siswa mengajukan pendapat bahwa rasa manis dan masam pada
larutan enkstrak buah belimbing atau tomat disebabkan oleh adanya zat yang
memiliki rasa manis dan zat yang memiliki rasa asam. Pendapat siswa ini
merupakan suatu hipotesis. Contoh hipotesis dalam mapel IPS adalah Banjir (akibat) dan penggundulan hutan (sebab) bisa: a) Terjadi di tempat yang
sama b) Terjadi di tempat
berbeda.
4.
Mengumpulkan data:
Dalam mapel
IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponen-komponen yang
terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat.
5.
Menganalisis data:
Siswa menganalis data yang diberikan
oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep
ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data
awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.
6. Menarik kesimpulan
Dalam mapel
IPA, siswa
menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai contoh siswa menyimpulkan bahwa rasa manis pada larutan ekstrak buah belimbing atau buah
tomat disebabkan oleh adanya gula, sedangkan rasa masam disebabkan oleh
adanya asam. Contoh bentuk kesimpulan yang ditarik dalam IPS
misalnya hujan di
7. Mengomunikasikan:
Pada langkah
ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
|
Contoh
Kegiatan Penutup:
1. Dalam mapel IPA, misalnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori
yang telah dikonstruk oleh siswa.
Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk menjelaskan contoh
keterkaitan antarruang dan waktu, misalnya hubungan antar desa dan
2. Dalam mapel IPA maupun mapel lain, guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang
konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran
yang relevan atau sumber informasi lainnya. Contoh dalam mapel IPA di atas juga dapat digunakan
dalam mapel IPS.
3. Dalam mapel IPA, mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan
dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh siswa, kemudian
guru meminta siswa untuk mengakses situs-situs tersebut.
|
Langkah-langkah umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik
1.
Langkah-langkah
umum pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
Proses
pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui
pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi,
menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar,
kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi
tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan
secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran
harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari
nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:
a.
Mengamati (observasi)
Metode
mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull
learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah
pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Kegiatan mengamati dalam
pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,
mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang
diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.
b.
Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka
kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang
sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik
untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat
faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana
peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta
didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua
dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa
ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu
semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari
informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai
yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
Kegiatan
“menanya” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
adalah mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Adapun
kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis
yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
c.
Mengumpulkan Informasi
Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi
dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat
membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih
teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul
sejumlah informasi. Dalam Permendikbud Nomor
81a Tahun 2013, aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/ kejadian/, aktivitas
wawancara dengan nara sumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan
adalah mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
d.
Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi/Menalar
Kegiatan “mengasosiasi/ mengolah
informasi/ menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini
dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya,
menemukan pola dari keterkaitan
informasi tersebut. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,
taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai
kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas
fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan. Aktivitas menalar dalam
konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak
merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah
asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide
dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi
penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain.
Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan
berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia.
e.
Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan
mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar
informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara
bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
f.
Mengkomunikasikan
Pada pendekatan scientific guru
diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa
yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Kegiatan
“mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam
Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013,
adalah menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam
kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan
berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Pendekatan Saintifik
Konsep
Dasar Pendekatan Saintifik
a.
Definisi
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja,
tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi
pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik
dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,
mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam
melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi
bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah
dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.
Metode
saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner, teori
Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada
empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin & Sund,
1975). Pertama, individu hanya
belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses
kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan
intelektual yang merupakan suatau penghargaan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari
teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk
melakukan penemuan. Keempat, dengan
melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal di atas
adalah bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran
menggunakan metode saintifik.
Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan
pembentukan dan perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur
mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak
pernah berhenti berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata
orang dewasa. Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut
dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus
yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke
dalam skema yang sudah ada didalam pikirannya. Akomodasi dapat berupa
pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada
atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus
yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau ekuilibrasi
antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila
peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari
namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu
berada dalam zone of proximal development
daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman
sebaya yang lebih mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4).
Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1)
berpusat pada siswa.
2)
melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip.
3)
melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4)
dapat mengembangkan karakter siswa.
b.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuanembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah:
1)
untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
2)
untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan
suatu masalah secara sistematik.
3)
terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa
bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.
4)
diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5)
untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide,
khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
6)
untuk mengembangkan karakter siswa.
c.
Prinsip-prinsip
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Beberapa prinsip pendekatan
saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
pembelajaran berpusat pada siswa
2)
pembelajaran membentuk students’ self concept
3)
pembelajaran terhindar dari verbalisme
4)
pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip
5)
pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan
berpikir siswa
6)
pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan
motivasi mengajar guru
7)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi adanya
proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya
Selasa, 02 Juni 2015
MIJIL
mijil iku kudu kok rasakake mobahe rosoniro,
Saiki Bab MIJIL, mangkono temene putro yen mijil, KANG
ONO SEJATINE ASMO..
ASMO SEJATI LAN SEJATINE ASMO. Tinengeran ASMO SEJATI
kuwi lakune dewe, Lakune Angen-angen, Budi Pekerti lan Poncodriyo. SEJATINE
ASMO KUWI HERUCOKRO ya KANJENG RAMANIRA,
Dadi ing kono ono daupe loro dadi siji, loro mau
bebarengan, Nanging ASMO SEJATI nggembleng mring SEJATINE ASMO tegese
ASMO SEJATI KUDU NDEREK LAN MANUT KLAWAN SEJATINE ASMO, MERGO SEJATINE ASMO
KUWI KANG PINARINGAN PURBOWASESO DUDU ASMO ASMO SEJATI. Mulo ASMO SEJATI
OJO KUMINTER, OJO MBUDAK MRING SEJATINE ASMO, OJO MILIK BARANG SEJE. MERGO
SEJATINE ASMO IKU KENG ROMO ASMO SEJATI JENENGSIRO, Tegese jenengsiro
DIGENDONG-DIEMBAN DENING KANJENG RAMANIRA. Mulo nek jenengsiro mijil
kuwi ojo duwe pangiro lan panggonto nek KANJENG RAMANIRA ora pirso, kuwi keliru
kuwi kesasar. Mergo ing ngendi papan dunungmu pasti lan yekti jenengsira
diemban dening Keng ROMO nanging jenengsiro durung biso ngenggoni peparingane
KANJENG RAMANIRA Kanti Trep, Kanti Bener, Kanti Pas. Kang wekasan ana
sasar klawan susur, sasar klawan susur kuwi mau kang nyebabake banjur
sabdo-sabdo kang lantaran tutukmu ora dadi. Lha kuwi sabdone angen-angen, budi
pekerti, poncodriyo wis pasti yen ora diembani dening SEJATINE ASMO ora bakal
dadi. Mergo opo? Sabdane obah soko angen-angen, budi pekerti, poncodriyo
kang nyasar soko SEJATINE BENER, Kang nyasar Soko Welas-Asih-Tresno kang ora
laras klawan pokok-pokok kang wis dadi ukum-ukume urip kang jenengsiro weruhi
lan ngerteni, ora laras klawan lakune ROSO SEJATI-SEJATINING ROSO. Yen
jenengsiro mijil nyebut ASMO SEJATINIRO kuwi -Sepisan: Asmoniro jenengsiro
sebut iku jenengsiro kanteni Roso Bekti lan Roso Welas-Asih-Tresno, tandane
ingkono jenengsiro sumiwi mring ngarsane Kanjeng RAMANIRA. Ojo nyebut
asmoniro sejati iku kaya dene nyebut budakmu, opo adimu, opo kanganmu, nanging
pada wae umpamane kanggo mangkono kaya dene wong wadon nyebut asmane garwane,
dadi bektine wong wadon mring guru lakine. Mergo sejatine LANANG JATI IKU YO
URIP, WADON JATI IKU ROGO. Rogo nyebut ASMO SEJATI IKU DADI KUDU KANTI ROSO
BEKTI, ROSO SUMIWI, mergo ojo lali GARWO SEJATINIRO KUWI DUDU MANUNGSO, KUWI
PANGERAN SEJATI. Mulo yen nyebut Asmo Sejatiniro yo alus kanti Roso.
Tegese Jenengsiro ngetokake praptaning Sejatine Roso kanti Roso Sejatiniro.
Kaping pindone bab iki: yen jenengsiro mijil iku kudu kok
rasakake mobahe rosoniro, Ingkono bakal ono pituduh-pituduh tumrap marang laku
kang arso jenengsiro tempuh. Mergo NADYAN RAGANE DURUNG MANGERTI, SEJATINE
RASANE WIS PIRSO LUWIH DINGIN, ROSO MAU ASUNG PITUDUH MRING JENENGSIRO LANTARAN
OBAHING ROSO UGO, Lha yen jenengsiro durung mangerti rasane dewe, lha
gek sopo sing kon ngerteni.? Mulo jenengsiro KUDU TERTIB, NGETUTAKE TOTO
TITI, TITENONO OBAH POLAHE RASANE DEWE, DIMEN JENENGSIRO BISA NGERTI PITUTURE
SANG GURU SEJATNE, MERGO SANG GURU SEJATI AWEH PITUTUR MARANG JENENGSIRO KUWI
ALELANTARAN RASANE. Lamun JENENGSIRO ORA NGERTENI MOCO RASANE DEWE, IKU
YO PASTI ORA BAKAL BISO NGERTENI. Mulo kang Mijil yen ono kroso... Koyo
mengkene, ning durung ngerti, TITENONO KANG BAKAL TUMEKO NGENANI AWAKMU, GEPOK
SENGGOL KLAWAN AWAKMU iku sakbanjure. Yen Jenengsiro TITEN TEMEN-TEMENAN
MOBAH POLAHING RASAMU SAKDURUNGE DUMADI ONO KAHANAN LELAKU, JENENGSIRO NGERTI
LUWIH DINGIN, MERGO JENENGSIRO DEN EMBAN DENING PANGERAN IKU
WASPODO-WASPADANE-WASPODO. MULO AJARO MRING GURU SEJATI, ENTENONO OBAH
POLAHING RASAMU, MERGO MOBAH POLAHING ROSO KUWI ASUNG PEPADHANG MARANG
JENENGSIRO, PEPADHANG IKU WUJUDING GILAR-GILARE ROSO YA WUJUD TOTO TENTREM LAN
SLAMET BASUKI MRING RAGAMU. YEN JENENGSIRO TATA-TITI TEMEN-TEMENAN PASTI ORA
ONO ALANGAN SAWIJI OPO KANG BAKAL NGENANI RAGAMU. Iku Bab MIJIL.
~(Saduran Rekaman Suara Romo Semono.1972-WEDARAN ROMO SEMONO PITULAS TAHUN
MIJIL)
Jenengsira iku kudu ngerti
Jenengsira iku kudu ngerti,
wong kuwi kaca benggalamu dewe, Jenengsira mula weruh
wewayanganmu dewe, aja kaget merga kuwi gaweanmu dewe, rehning iku gaweanmu
dewe, ya kudu kok resiki dewe, kudu kok kumbah dewe, kudu kok anggoni sing
bener, kudu kok lebur luputmu dewe, aja nutuh marang liyan, sapa kang nutuh
marang liyan iku ora ngakoni darbeke dewe. Setya lan Tememen, Eling den eling..
Yen sira ngluhurake lakune dewe, angluhurake badan pribadi ing kaluhurane
PANGERAN iku pasti kagandeng dening PANGERAN~(Saduran Rekaman Suara Romo
Semono.1972-WEDARAN ROMO SEMONO PITULAS TAHUN MIJIL)
Masalah Rogo lan Bener
Masalah Rogo lan Bener(Saduran Rekaman Suara Romo Semono,
1972-WEDARAN ROMO SEMONO PITULAS TAHUN MIJIL
Nadyan Rogo, kuwi Rogo Kagem, dadi Rogo kang Pininta lan
Piniji,
Mulo sopo boyo kang ngala-ala ya ana akibat kang ora
kepenak, mula aja ngala-ala.
Mergo jenengsira ora wenang, aja meneh mung ragane Keng
ROMO kang wus labuh labet nylametake jenengsira dikongsi awake dipilara
pirang-pirang ewu tahun lawase, Nadyan karo sapa bae jenengsira ora
becik lan ora oleh ngala-ala, Lha ing kono lungguhing laku loro mau kang
dadi siji DALAN LAN TUMINDAK, WADAH LAN ISINE. Laku kaya mengkono iku
abot, Mulo lakunira mau ya abot, PUTRO NDEREKAKE ROMO YA ABOT,
Merga apa..? BENER, Nek Luput iku gampang, gampang banget saben wong
bisa, luwih gampang njrumus nyang luput katimbang munggah nyang Bener.
Mula aja wedi kangelan, Kangelan apa? Niti awakmu dewe, tekun olehmu
ngajab marang RASAmu mergo RASA mau kang mimpin, Mimpin jenengsira
temekaning Sedya Sejati, Sedya Sejati Jagad Anyar, Obah polahing
angen-angen, budi pekerti, poncondriyo iku yen jenengsira enut iku sing
prayitno ngati-ati, Mergo Loro, Kang Siji ateges peparinge njero kang
asung pituduh marang jenengsira, Kang Loro iku nggandeng saka njaba.
Yen asung pituduh saka njero tanggapono Obah Polah mau kanti prayitno ngati-ati
mergo mungguh iku sarwo kebak sanepo, kebak pasemon, kebak perlambang.
Yen jenengsira durung mangerteni perlambange murih sing prayitno ngati-ati.
''MULO OJO GUMAMPANG, DADI PUTRO KUWI ORA GAMPANG. KOK GAWE
GAMPANG KENO, NING OJO KOK NGGAMPANGAKE. NGGAWE GAMPANG IKU
TEGESE PERCAYA, SELEH MRING NGARSANE KENG ROMO, PERCAYA LAN SELEH MARANG
KUNCINE'', iku kok gawe gampang. Yen NGGAMPANGAKE IKU TEGESE
NYEPELEKAKE. Yen jenengsira nyepelekake...oh NDRAWASI. Lha kuwi
pitutur-pituturku RASAKNO.. ~(Saduran Rekaman Suara Romo Semono,
1972-WEDARAN ROMO SEMONO PITULAS TAHUN MIJIL)
Jagad Lan Urip Dadi Siji.
Jagad Lan Urip Dadi Siji.
WEDARAN ROMO SEMONO PITULAS TAHUN MIJIL
(Saduran Rekaman Suara Romo Semono,1972)
Mulo mangertio to, Kabeh kuwi dasare amung welas asih
kelawan tresno.
Yen Jenengsiro ninggal kuwi wis ateges Jenengsira
ninggal ROMO,
Ninggal ROMO nggawe peteng neng awakmu, peteng mau rogo
ugo ngalami, banjur Jenengsira tetangisan sambat mring RAMAmu.. ''Genea aku wis
manunggal kok jik ngene?'' Lha kuwi Salah mergo Pangolah lan
Pangrenggamu ora trep. Yen kaya ngono aja nyalahake dalan, Margo kuwi, iki
wis Bener Benering Bener, Adil Adiling Adil, Ringkes Ringkesing Ringkes.
Yen Jenengsira manggon dawuh kang ringkes kuwi ora perlu ngerti akeh-akeh.
Sakjane mungguh kaya kang takkandakake ''DASARE MUNG LUGU, KAYA LUGUNE WONG
MANUNGGAL, WONG MANUNGGAL KAE ORA MBUTUHAKE KAPINTERAN AKEH-AKEH, WATON DUWE
KUNCI LANANG WADONE KUMPUL YA BISA METENG SING WADON''. Lha mengkono iku
Jenengsira yen nuhoni dawuhe ROMO iku lugu pasti timbul JABANG BAYI SEJATI..
JABANG BAYI SEJATI IKU MOHO SUCI.. Tak kandani dudu wong, Mergo iku
KUNCI mulo kinaran JAGAD ANYAR, Mulane disebut RATU ADIL, RAT kuwi JAGAD
ADIL kuwi URIP, JAGAD LAN URIP DISEBUT DADI SIJI. Tegese JEJER, Awakmu wis
dijejerake klawan PANGERAN. Iku aja lali nadyan ragamu ala-o kaya ngapa
nek Jenengsira bisa ngetrepi janji, pasti Jenengsira bisa lungguh ing
kaluhurane PANGERAN. Mergo PANGERAN kang bakal nggendong, kang bakal
nyunggi kanthi suka lan seneng merga putra kang wis nduduhake ngerti marang
kang nganakake, ngluhurake sumungkem sumiwi nyang kang nganakake, pasti kang
nganakake bakal njunjung manungsane ugo kang kaluhurne. ~(Saduran
Rekaman Suara Romo Semono,1972-WEDARAN ROMO SEMONO PITULAS TAHUN MIJIL)
SUMARAH
"SUMARAH"...Quantum keikhlasan, sabar nrimo iklas kanti ngalah, wujud syukur rahmat Tuhan semesta alam, appn dikerjakan dngn ikhlas (lilo legowo) mmbuat diri smakin sehat, semakin bahagia juga semakin berkelimpahan.. Sumarah mnjadikan diri lbh jeli (waskito) trhadap signal semesta alam...terimakasih...terimakasih..terimakasih
Langganan:
Postingan (Atom)